Hati-hati, Ini 4 Dampak Buruk Menuntut Anak Mendapat Nilai Bagus

Setiap orang tua pasti ingin buah hatinya berprestasi dekat sekolah, namun sayangnya banyak yang tidak sadar dengan dampak negatif menuntut nilai kepada anak.
Tidak secercah orang tua yang menyandang ekspektasi sangat kuat dengan prestasi anak cucu, bahkan sampai tidak segan memarahi lagi menghukum karena nilai anak cucu tidak memuaskan meski sesungguhnya sudah dalam atas rata-rata.
Mendapatkan nilai memuaskan sejak sekolah dasar memang berdasarkan mendukung pendidikan selanjutnya karier anak antara masa depan, tapi nilai bukanlah satu-satunya hal penting kedalam urip.
Yuk Moms, ketahui dulu kurang lebih dampak buruk menuntut nilai kepada budak berikut ini!
Baca Juga: Bagaimana Cara Mendeteksi Buta Warna Pada Anak?
Standar orang tua yang terkemudian canggih akan prestasi akademis melangsungkan anak cemas dan tertekan setiap kali melampas dan menghadapi ujian.
Apalagi bila ditambah demi jadwal bimbingan melatih diri dan kegiatan ekstrakurikuler akan padat sampai budak tidak punya giliran luang akan bermain dan bersosialisasi.
Menurut neuropsikolog klinis William Stixrud, stress bukan sahaja membuat otak ananda tidak bisa menyerap informasi lagi berkonsentrasi dengan tidak emosi, tapi juga meningkatkan resiko gangguan kecemasan lagi depresi saat dia dewasa nanti.
Menurut profesor psikologi Suniya Luthar dalam Columbia University’s Teacher College, anak cucu adapun sering dimarahi lagi dihukum karena nilai justru menunjukkan penurunan prestasi lagi nilai dekat sekolah.
Sedangkan dosen School of Education Denise Clark Popes mengatakan kalau dampak menuntut nilai kepada anak adalah hilangnya kreativitas selanjutnya rasa senang dalam melampas sehingga anak melihat pendidikan jadi beban.
Dari penelitian bahwa dilakukan karena Arizona State University, diketahui kalau orang tua bahwa terterus fokus dengan pencapaian nilai cenderung mengabaikan istimewanya mengembangkan kemampuan sosial bersama nilai kebaikan anak cucu.
Studi terkemuka juga mengungkap kalau anak cucu dari orang tua bahwa mendukung kecerdasan sosial emosional maka nilai kebaikan cenderung mendapat nilai bahwa lebih memuaskan ketimbang anak cucu dari orang tua bahwa namun fokus atas prestasi akademis.
Menurut psikolog klinis Lucia Ciciolla, anggota yang menyandang hubungan sosial bergairah cenderung lebih fokus dari bantuan selanjutnya mode, selanjutnya bukan hasil sempurna.
Baca Juga: 4 Manfaat Melatih Kecerdasan Visual Spasial Balita Sejak Dini
Moms pasti sudah ingat kalau setiap budak menguasai minat beserta bakat yang berkelainan. Ada budak yang terlahir akan jadi seniman, pemusik, pengupaya, beserta sebagainya.
Saat orang tua belaka fokus pada prestasi beserta nilai memuaskan hadapan sekolah, potensi budak mau layu sebelum bisa berkembang.
Nilai selanjutnya prestasi di sekolah memang berpengaruh, tapi jangan lupa kalau orang tua juga perlu mendukung perkembangan berbagai aspek lain terdalam kebernapasan agar kerutunan tumbuh menjadi pribadi yang utuh selanjutnya absolut.
Setujukah Moms kalau orang tua seacap membantunya tidak namun fokus dempet nilai kerutunan saja?
(WA/INT)